Tampilkan postingan dengan label Cerbung. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerbung. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 31 Agustus 2013

Sang Mantan(Prolog)

Harus kuakui kau memang setia. Ya, tepatnya memilih setia pada seseorang yang telah kau pilih meski sekian banyak kekurangan yang terdapat padanya. Tidak ada yang diduakan. Pertemuan kita bukanlah sebuah perselingkuhan tapi mendekati. Jika saja kita tak membatasi komunikasi, sudah tentu kita akan kembali menjalani hubungan seperti dulu lagi. Lebih baik berani memutuskan daripada mengulang kesalahan yang sama. Tidak ada yang perlu disesalkan. Tidak ada yang perlu disedihkan. Semula kita paham bahwa sejak saat itu, saat pertemuan(kembali)pertama kita, cinta tak bisa kita paksakan. Kita hanya butuh pintu yang terbuka baginya agar bisa menemukan dunianya di sana.
***
Aku kira kau berharap banyak dariku. Tapi, malam ini, lewat pesan singkat yang kau kirimkan padaku seakan sudah menegaskan bahwa tidak ada lagi cinta di antara kita. Seperti ada yang menusuk-nusuk bagian dadaku perlahan. ada yang lebih dingin dari sekedar diam. Entah karena cuaca atau apa, kabar darimu seakan membawaku melayang tak sadarkan diri. Namun aku sadar, aku tidak boleh menjatuhkan diri sendiri. Jalan cintaku tidak harus begini. Tapi bisa begini.
Dia sudah meminangku kemarin siang. Semoga kamu segera menemukan pasangan juga. -Dee-

Pesan singkat itu seperti bunyi pintu yang dihantam dan ditutup rapat-rapat. Kini tidak ada celah dan kesempatan untuk semua harapan. Aku harus pulang. Aku harus kembali ke duniaku dan menyelesaikan persoalan hidup yang lebih mengkekang dari sekedar harapan buta. Semuanya sudah jelas bahwa cintaku bukan padamu. Itu hampir pasti. Mungkin cintaku masih belia, masih sekolah TK atau barangkali tidak ada. Aku tak mau berpikir banyak tentang cinta. Sudah banyak orang yang gila kemudian mati karena cinta, aku tak mau masuk salah satunya.(DS/300813)

Jumat, 16 Agustus 2013

Sayap-Sayap Yang Terluka



Cinta tidak akan datang dua kali. Tapi ia akan membuka pinta bagi mereka yang setia. Siti tak percaya kata-kata itu. Bagaimanapun tidak aka nada yang perlu diulang kembali. Kata maaf bukan jalan untuk menghapus dan melupakan kekecewaannya begitu saja. Tak akan bisa. Sebab baginya, Cinta haruslah bisa menjaga. Menjaga hati, perasaan satu sama lain. Dan ia putuskan untuk meninggalkan cerita masa lalunya bersama orang baru.
***
Hati sam  hancur setelah dia tahu bahwa perempuan yang ia sayangi  sudah menjalin hubungan dengan orang lain. Kabar itu membuatnya tersentak karena sebelum-sebelumnya perempuan yang terakhir  diketahui mempunyai nama  lahir siti tidak pernah mengutarkan statusnya setelah putus hubungan dengannya. Sam sering menanyakan kepadanya
Udah punya pengganti?tanya sam
Gak punya?jawab siti dengan lugasnya.
Memang hubungan dia denga siti tetap terjalin meski statusnya sudah putus. Hal itu tidak lain karena keinginannya untuk mejalin tali silaturrahmi yang baik kepada semua orang meskipun itu mantan kekasihnya. Tapi ngomong-ngomong, tidak ad kata-kata mantan dalam hatinya. Menuru dia orang yang pernah menyayanginya slamaya akan membekas dalam ingatannya dan tak akan pernah tergantikan.
Betapa sedih dan marahnya ketika ia tahu bahwa sang kekasih yang pergi, siti  sudah menjalin hubungan dngan orang lain selama ini. Hal yang lebih menyedihkan lagi, siti menerima laki-laki baru-nya tidak lama setelah kejadian malam kamis itu. Ketika itulah dia putus dengan siti. Dengan tahunya dia akan kabar itu, dia berpikir bahwa siti tidak lagi mempedulikan dirinya dan telah melupakan semuanya dengan gampang. Seakan tidak membekas sama sekali. Dia marah marah bukan karena cemburu, akkan tetapi dia kecewa atas sikap siti yang tidak mau berterus terang akan apa yang sebenarnya. Perasaan kecea itu tidak lain karena dalam lubuk hatinya yang paling dalam masih tertanam rasa sayang kepada siti. Meskipun siti sudah punya orang lain, dia tidak akan mengganggu atau mrusak hubungannya dengan si cowok barunya. Keingin tahuannya itu hanya sebagai betuk rasa empati kepada siti agar suatu saat jika siti ada masalah engan si cowok barunya, ia bisa membantunya karena mungkin ia tahu dengan siapa dia berhubungan.
Malam sabtu tanggal 11 juli enjadi malam yang penuh dengan rasa kekecewaan. Di saat sam tahu akan kabar hubungan siti dengan si cowok itu dia masih sms-an dengan si siti, karena perasaan yang kacau, sms yang datang dari siti ia bala sekenanya. Acara sms-an mulai berubah panas ketika dia membalas sms siti dengan kata-kata ''aku sudah tau semuanya'''. Kemudian siti membalas sms sam dengan jawaban
'''Apa?masalah hub dengan ........
Ia, emang aku dah pacaran kuq ma .....
Bunyi sms dari siti, sontak dia kaget. Mengapa dia kok seakan enteng mengucapkan itu, seakan tidak ada beban. Sam segera menghubungi siti untuk mnta kejelasan dari kata-kata dalam sms siti itu. Beberapa digit nomor ia pencet, sejenak kemudian hp-nya tersambung dengan siti. Dari kejauhan terdengar suara siti.
Assalamu'alaikum.......sapa siti
Wa'alaikumussalam.
Siti:apa maz?
Sam:kenapa pyan gak terus terang dari dulu kalau sudah pacaran sama........
Siti:sekrang kan dah tau....
Sam:maz kcewa ma pyan,apa yang membuat pyan gak mau jujur dan sering mengalihkan pembicaraan ketika ditanya soal pengganti maz
Siti:ya dah,kalau begitu ku minta maaf maz
Pembicaraan pun mengalir begitu saja samapai pada akhirnya pada persoalan yang sudah lama....
Dan semua pun terbuka, tabir yang selama ini sam tidak ketahui kini ia tahu setelah siti ngomong panjang lebar. Hal yag ta pernah ia tahu.
Kurang lebih dialognya seperti ini.
Sam:kalau memang seperti ini,berarti pyan sengaja ingin menyakiti hati maz?menyiksa perasaan maz yang tulus mencintai pyan.kenapa nggak dari dulu ja pyan seperti ini, tidak usah nerima maz daripada akhirnya sakit hati
Siti:maz, aku itu nerima pyan karena dorongan tman pyan itu loh, bilang inilah, kalau gak nerima pyan ntar pyan gak folus di uj;;ian basiswa nanti lah, ya akhirnya aku nerima pyan
Sam:berarti pan nerima maz karena dipaksa oleh teman maz itu....ujar sam dengan penuh rasa kecewa
Dengan suara terbata-bata siti menjawab
Iya
Blush...............bagai dihantam badai ombak samudera, sam semakin kecewa, badannya lemas tak bergairah. Kata ''iya'' dari siti cukup menghancurkan hatinya.
Sam mendesah lalu berkata
''Jadi seperti itu yah pyan,selama ini pyan tidak mencintai maz dengan tulus, padahal maz itu sangat sayang sama pyan,berusaha untuk jadi yang terbaik tapi apa yang terjadi sekarang,ini sungguh membuat maz kecewa''
Keluh sam kepada siti
Semua berjalan tak berwaktu, dialog di telpon genggam itu menyisakan luka di hatinya, perasaan hancur menjadi selimut dinginnya malam itu. Kesedihan yang harus ia rasakan lagi setelah perisiwa malam kamis lalu. Tapi, apalah daya sam tidak bisa berbuat apa. Jika memang siti tidak bisa menrimanya lagi dengan tulus, menapa ia harus memaksakan diri.
Setelah kejadian malam itu, dia tidak memutuskan untu menghubungi siti lagi. Dia berpikiran, kalau dia mencoba menghubungi siti, maka sait hatinya akan timbul lagi dan itu tidak ia harapkan.
Namun, dua hari setelah kejadian itu, pada tanggal 13 juli ia terperangah saat handphone yang ia pegang terdapat dua sms. Sms itu datang dari siti
''Maz. Aku tau pyan kecewa tapi dengan ini ku sangat minta maaf''
Itulah bunyi dari sms dari siti, sms kedua tidak jauh beda, siti meminta maaf. Sam tidak menghiraukan sms itu, dia tidak berniat untuk membalas sms itu. Dibuang saja hp nya ke kasur dan ia segera membuka buku lalu menikmati bacannya.
Di kemudian hari, siti menitipkan salam kepada temannya yang juga dekat dengannya. Ia bilang siti sedang menunggu balasan sms-nya. Dengan lirih ia bilang sama temannya si tri bahwa ia malas mau balas sms itu,buat apa lagi, sudah tidak ada gunanya lagi. Tapi niatya itu berubah tatkala tri memberi tahunya bahwa siti tidak lulus ujian .
Sontak ia kaget mendengar apa yang tri katakan. Setelah itu, dia langsung menelpon siti untuk memberi semangat walaupun ia tidak lulus ujian, tapi msih ada jalan yang terbai buat dirinya. Mungkin itu sederhananya apa yang sam katakan kepada siti.
Walaupun kejadian malam tanggal 11 juli tu begitu menyakitkan tapi  semua itu otomatis terhapus ketika ia tahu akan ketidaklulusan siti. Bentuk kasih sayangnya dan kepeduliaanya tetap tercermin dari apa yang ia lakukan. Dia tak lagi berpikir aka perasaannya. Mulai saat itu pula, ia tidak lagi peduli dengan perasaanya. Yanmg ada dalam pikirannya hanya kebahagiaan siti. Jikalau sam tidak bisa menyayanginya sebagai kekasih,dia berpikir cukuplah menyayanginya sebagai orang yan pernah berbahagia dengan kebersamaannya dengan siti.
Siti seorang gadis yang mampu menempatkan dirinya di hai sam. Entah apa yang di lihat oleh sam, sosok siti seakan tidak muah untuk dilupakan. Senyuman siti dan canda tawa siti menjadi pupuk yang menyuburkan rasa sayang di dalam hati sam kepada siti. Samapai saat ini pun. Ia tetap sayang kepada siti. Entah siti masih punya perasaan kepada sam?
Itu yang menjadi pertanyaan sehari-hari sam sampai ia terkadang tidak bisa tidur malam.
Kata-kata sering sam ucapkan......
Kebahagiaan kamu adalah kebahagiaanku.
Itulah kata-kata yang sering ia ucapkan kepada siti.

4



Keinginan yang direstui
Jogja menjadi kota yang menjadi daya tarik tersendiri para wisatawan domestic  maupun Mancanegara. Ke eksotisannya sudah terkenal di seluruh dunia. Kekayaan akan budaya menjadikan jogja semakin terlihat berbeda dengan wilayah Indonesia yang lain. Keberadaan museum,tugu, serta  candi sebagai peninggalan sejarah mewarnai keindahan  Jogjakarta. Selain itu juga, Jogjakarta terkenal dengan Kota pelajar, kota berpendidikan. Hal itu akan Nampak jika kita sudah mengelilingi kota. Nampaklah dari tempat ke tempat ,  berjejeran gedung gedung tinggi  dengan arsitektur yang berbeda-beda. Di sini, sesorang akan banyak menemukan beberapa perguruan tinggi terkenal yang banyak mengeluarkan alumni-alumninya sebagai tokoh politik, budayawan maupun penulis handal. Hal ini pulalah yang membuat Jogja menjadi tujuan  para lulusan SMA dari berbagai daerah untuk melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Dari tahun ke tahun, para pendatang baru meramaikan kesibukan kota Jogja. Dari mereka kebanyakan memang sengaja untuk menimba ilmu di kota pelajar ini.
Pesona itu menarik perhatian Sam yang sudah duduk di bangku kelas 3 SMA. Ada keinginan untuk melanjutkan pendidikannya disana. Pikirannya hanya disanalah,dia akan berkembang, berpikir intelek serta berkarya. Apalagi ia tahu, di sana banyak kakak kelas yang  melanjutkan kuliah di perguruan tinggi joga, tak sedikit dari mereka sukses dalam berkarir, atau juga sukses dalam berkarya. Hal ini memotivasi Sam yang memang sudah dibuat terpesona oleh cerita-cerita indah kota jogja, termakan dengan omongan para kakak kelasnya tentang keilmuan yang ada di sana. Tatkala ada pengumuman lowongan beasiswa, ia pun langsung mengambilnya, mengajak beberapa temannya untuk melanjutkan bersamanya. Alhasil, dari beberapa temannya, ada dua orang yang ingin melanjutkan kuliah disana. Sam meminta doa restu kedua orang tuanya, dan merekapun mengizinkan dan  tampak bahagia.
“Bu, sekarang saya sudah kelas tiga kan, maunya sih mau ngelanjutin kuliah,gimana bu?” David mengutarakannya kepada sang ibu.
“Ibu gak akan melarang kamu kuliah nak, keinginan ibu memang begitu. Semua anak-anak ibu harus melanjutkan pendidikan sampe tinggi. Tapi, sekarang kondisi kita sudah begini, ibu gak bisa berkata apa-apa lagi nak.” Ucap sang ibu kepada Sam dengan nada melas.
“Bu……semua itu sudah ditentukan oleh gusti Allah, kalau sudah keadaan kita seperti ini, kita harus menerima dengan ikhlas, jangan menyalahkan keadaan gitu bu, tapi apa salahnya kalau kita berusaha dulu bu.” Lanjut Sam
“Anakku sayang, sudah puluhan tahun ibu dan bapak hidup dalam serba kesederhanaan. Rumah sederhana, makan sehari-hari pun sederhana. Bahkan terkadang kekurangan. Tapi, hal itu tidak lantas membuat ibu menyerah, ibu tidak ingin anak-anak ibu terlantar seperti anak-anak yang lain. Ibu dan bapak akan berusaha sebisa mungkin agar kamu dan adik-adik kamu bisa sekolah sampai tinggi. Ibu sangat sayang sama kalian nak….”air mata sang ibu menetes saat mengucapkan itu kepada Sam.
Iya bu………..saya tahu itu,saya juga sayang banget ma ibu. Sam memeluk sang ibu dan mengecup tangan sang ibu beberapa kali.
Setelah mengatur nafasnya, Sam berkata kepada sang ibu tercinta.
“Tadi ada guru yang mengumumkan lowongan beasiswa di kelas bu…..”sam berucap pelan pada sang ibu.
“Beasiswa apa itu nak?” Tanya ibu
Sam menjawab, “Beasiswa kuliah di perguruan tinggi.
“Trus, kenapa kamu gak ikut aja sam beasiswa itu, kali aja ngena dan bisa kuliah.” Ucap sang ibu sembari mengusap sisa air mata yang membekas di pipinya.
“Bu, masalahnya, kuliahnya di jogja, saya takut ibu dan bapak gak merestui, makanya belum tak ambil.”
Ibunya langsung menanggapinya
“Lhow, emang kenapa kok kamu takut ibu dan bapak gak ngerestuin?”
“Ibu,….. entar kalo ngena, kuliahnya jauh bu.” Jawab Sam
“Lha emang jogja itu dimana nak?”tanya sang ibu
Maklum, ibu sam hanyalah perempuan desa yang tidak pernah berjalan jauh, apalagi ke Jogjakarta. Paling-paling, perjalan yang dianggapnya jauh itu paiton, tempat si Sam sekolah dan mengaji. Sang ibu biasanya mengirim sam tiap bulannya. Memberikan sangu sekedarnya kepada sam untuk menyambung hidup di tanah orang.
“Jogja itu bu……………jawa tengah, Jauuuuuuuuuuuuuuuh banget. Masih di baratnya Surabaya.” Ucap Sam dengan mengira-ngira.
Bener gak yah,jogja di baratnya Surabaya…..pikir Sam sambil  menggaruk-garukkan kepalanya.
“Owh,.,.jauh juga ya nak, tapi kalau memang itu keinginan kamu, ibu akan merestui. Ibu akan mendoakan kelulusan kamu. Biar kamu bisa melanjutkan kuliah dengan beasiswa.”
Hah…………………
“Yang bener bu, ibu merestui saya ikut beasiswa ke jogja ini.” Wajah sam menandakan ketidakpercayaannya setelah mendengar kata-kata sang Ibunya tadi.
“Iya nak…….”
“Bener bu,?” ucap sam lagi dengan nada setengah tidak percaya.
“Iya nak………..”sekali lagi ibu menjawab pertanyaan anaknya dengan mengusap kepala sang anak.
“Ya Allah, terima kasih atas karunia ini  ya robb.”
“Yang penting,jangan lupa, mulai sekarang kamu harus belajar lebih keras, biar ngena beasiswa itu, dan jangan lupa juga, berdoa dan shalat malam lah agar Allah SWT memudahkan perkara mu nak.” Sang ibu berkata dengan nasihat-nasihatnya yang bertuah.


3



Panas-panasan demi Misi kemanusiaan 
Siti menengguk segelas es jeruk pesanannya. Hari ini terasa panas, dia mengalami dehidrasi setelah seharian berdiri di tengah teriknya matahari, tegak mendongak dengan wajah sopan di antara mobil yang hulu halang di jalan raya. Mengharap uluran tangan dari para dermawan . Tepat di lampu merah perempatan Mangli, ia bersama kawan-kawannya yang tergabung  dalam organisasi ekstrakurikuler kampus yang mengadakan penggalangan dana untuk para korban merapi dan Mentawai. Berbaur di tengah aktifitas jalan raya yang lumayan padatnya.
Memang, pasca terjadinya bencana di Mentawai dan meletusnya Gunung teraktif se-dunia, Merapi, banyak dari berbagai Ormas maupun Organisasi-organisasi lain menunjukkan kepeduliaannya untuk memberikan bantuan  di beberapa daerah di Indonesia untuk membantu para korban bencana. Bencana yang terjadi di dua daerah di negeri ini menewaskan banyak korban. Selain itu juga, rusaknya beberapa fasilitas umum serta hancurnya tempat tinggal masyarakat  setempat membuat situasi semakin memprihatinkan. Dunia dibuat terkejut dengan tejadinya bencana yang terjadi negeri ini. saat itu mata dunia tertuju kepada mentawai dan merapi. Baik dalam negeri maupun luar negeri, semua orang bersimpati untuk membantu dengan bentuk pertolongan yang bermacam-macam. Terlebih di kalangan Mahasiswa, bencana ini seakan menjadi panggilan tuhan untuk menolong terhadap sesama. Maka dari itu, mayoritas Mahasiswa yang tidak dapat menyumbangkan bantuan dalam bentuk materi, mereka berpatisipasi aktif dalam upaya penggalangan dana. Mereka menunjukkan empatinya dengan tampaknya peluh yang tertetes dari wajah yang penuh semangat kemanusiaan.
Siti yang notabene Mahasiswa di salah satu PT di jember sekaligus aktif di salah satu organisasi ekstra ikut bergabung dalam bantuan kemanusiaaan itu. Wajah cantiknya tak lagi ia urusi. Jika setiap harinya dipoles dengan bedak serta tubuhnya yang wangi, saat itu dia tidak lagi memperhatikan itu semua, demi misi kemanusiaan dia rela membasahi tubuhnya dengan tetesan peluh.
''Berapa bu?''ujar siti kepada ibu penjual nasi dengan penuh kepuasan.
Ibu penjual: ''dua ribu ndok.''
Setelah memberikan dua lembar uang pecahan seribu kemudian ia bergegas pergi meninggalkan tempat makan itu menuju pondoknya. Selama ini ia tinggal di  salah satu Pondok yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan kampus. Hal itu tidak lain karena keinginan Orang tuanya yang tidak ingin anaknya itu berada d lingkungan yang pergaulannya bebas.
Tak lama ia melangkahkan kakinya, pondok sudah tampak di depan mata. Siti langsung masuk gerbang dan buru-buru masuk kamar.  Hari sudah mulai malam, saatnya untuk membersihkan diri setelah seharian berkutat dengan debu dan polusi di jalan.
Sesampainya di kamar,teman sekamarnya yang bernama Ana menyapa, gimana ti?lancar kan?
Alhamdulillah lancar, hari ini sudah terkumpul dana sekitar dua juta lebih.
Ana:''wah,banyak juga ti.''
Siti:''lumayanlah tapi ini masih belum cukup. Kebutuhan para korban bencana Merapi sangat banyak.''
''Besok, aku harus stand by lagi di perempatan an.''
''Ya, kalau dua juta mana cukup buat beli kebutuhan korban na, kamu ini ada-ada ja. ujar Siti
''Ya kalau kamu besok harus stand by lagi, gpp. Kapan lagi jadi polisi lalu lintas and penjaga lampu merah kalau gak sekarang ti....''ucap ana ngeledekin siti. Diteruskan dengan tawa Ana yang keras.
Hahahahaha..........
''Kamu ini an, misi kemanusiaan ini tahu, kalau  gak bukan karena ingin menolong,mana mau aku panas-panas an di tengah jalan yang polusinya minta ampun,''
''Amit amit dech....siti berkata sambil tangannya merogoh anduk.''
''Haha, iya juga yah,eman-eman ni kulit......''ucap Ana dengan nada sinis
''Kamu ini an............y dah ku mandi dulu yah, bau nih badan seharian keringetan.''
Ana; ''pantesan dari tadi kok da bau –bau giman gitcuh,,,,,,,,,,''

Siti:''baumu kali ntuh an...................''
Hahahahahahahahahahaha
Serentak mereka tertawa bersama. Sebuah bentuk  canda sesama sahabat.
Siti pun cepat-cepat  masuk kamar mandi biar si Ana tidak ngatain yg aneh-aneh lagi.
Siti mengenal Ana sejak  masih belajar di pondok pesisir sana, pertemanan antara mereka terjalin begitu dekat hingga di antara mereka seperti  saudara. Tak lama siti keluar dari kamar mandi dengan mengusapkan handuk ke kepalanya agar rambutny yang basah cepat kering. Dari corongan masjid terdengar suara adzan, menandakan waktunya untuk shalat berjamaah. Siti mempercpat gerakan ganti bajunya.
''Sitiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.............cepet!dah hampir iqomah ni. Entar absen lagi loh...''

Terdengar suara teriakan keras ana memanggil siti agar cepat keluar.
''Iya ya....bentar, gak sabaran amat sich itu orang''.gumam siti sambil bergegas menyusul Ana yang udah menunggunya di luar.
Allahu akbar2x
Asyhadu'an laa ilaaha ill allah
Wa'asyhadu anna muhammadan rasulullah
Hayya 'ala ash-shalah2x
Hayya 'ala al-falah
Qad qaamati ash-shalah2x
Allahu akbar2x
Laa ilaaha illa allah
Para jamaah Masjid satu persatu turun. Setelah melaksanakan shalat Maghrib bersama-sama, dilanjutkan dengan dzikir kalimah ilahi, doa menjadi penutup acara shalat berjamaah. Di pimpin oleh seseorang yang dipercayai pengasuh pondok, para jama’ah memanjatkan doa kepada Allah SWT. Terlihat Siti dan Ana keluar dari masjid dengan mukena yang masih dipakai setengah badan. Dari jauh, mereka seperti ngobro ringan sambil berjalan menuju asrama. Asrama puteri ramai dengan para santriwati yang sedang melakukan aktifitasnya masing-masing. Dari sebagian mereka, Nampak berkumpul memperbincangkan sesuatu, ada juga yang bersiap-siap keluar cari makan. Lain lagi dengan Siti, selepasnya dari shalat berjama’ah dia langsung menatap lemarinya, berantakan. Pikir siti. Tangan siti membuka lemarinya, mengamati sejenak semua isi yang dalam lemarinya. Lemari yang terbuat dari kayu berbentuk sederhana. Cukup lah buat menyipan baju dan tumpukan buku. Mata Siti menatap satu persatu barang-barangnya,.,.
”Masih baik, gak ada yang rusak.....buku-buku masih lengkap”. Siti bergumam sembari membolak balik buku yang baru ia dapat seminggu yang lalu.
Setelah puas melihat, pikirannya langsung menyetrum tangannya untuk segera menata ulang lemarinya. Dimulai dari rak buku, siti Mengeluarkan semua isi bukunya dari lemari. Satu persatu dari sekian banyak buku ia letakkan kembali, buku-buku itu ia letakkan berdiri dengan tujuan agar judul buku dapat dijangkau oleh mata apabila suatu saat ingin membacanya. Sejak Siti melanjutkan pendidikannya di jenjang perkuliahannya. Sedikit demi sedikit, Ia  muai gemar membaca buku-buku ilmiah. Kegemaran membacanya sudah tumbuh ketika ia masih duduk di bangku SMP. Saat ia melanjutkan di SMA Pondok di pesisir sana, kegemarannya dalam membaca tidak hilang. Siti menggemari Novel sebagai bahan bacaannya. Menurut dia, Novel adalah bacaan yang ringan tapi terkadang juga menggugah.
Tak disadari, pekerjaannya merapikan lemari sudah hampir selesai. Tiba-tiba
Crtrctrtctrtcctrt.................
Perut Siti berbunyi, tandanya ia sudah saatnya diisi makanan.
Wooooooooooooooi.....
“Ah , kamu an.,.bikin kaget ja...”siti terkejut dengan kedatangan Ana secara tiba-tiba.
“Makan yuuukz, laper ne perut. Dari tadi demo terus.” Ucap Ana dengan wajah merayu.
“Kebetulan an....aku juga laper”.siti menjawab ajakan Ana.
“Makanya, Ayuk cepetan............”Ana menarik tangan Siti.
“Ya ya,., dasar gak sabaran.!”

2



Angin malam mendayu layu di antara ranting-ranting pepohonan. bergerak lemah menjatuhkan dedaunan ke hamparan tanah berhias rerumputan.  terdengar senyap bunyi beriak air sungai mengalir. mengalir terus dan terus hingga ia mencapai garis ujung di muara lautan. udara malam begitu dingin, membuat ayam enggan untuk berkokok. hanya terdengar suara batuk khasnya melengkapi irama sendu sepinya malam. dari bilik kayu dinding rumah, terdengar tangisan yang tersedu-sedu, nafas yang tidak teratur sakan terbawa dengan emosi yang kacau. isakan tangis  perempuan muda jelita   yang berkabung sedih bercampur dengan kebingungan. suara anggunnya kini terbentuk dengan irama tangisan, suara yang selalu ceria dan senyum centil yang khas setiap harinya. rekah bibirnya ia basahi dengan air mata, linangan yang mengguyur halus kulit pipinya menyebabkan putih bedak luntur seketika. kegelisahan, menghinggapi diri perempuan itu. hatinya gundah gulana, bimbang dan takut. keresahan bercampur mewarnai linangan air mata kesedihan.

siti, sang jelita yang dirundung air mata kesedihan. jiwa yang kini lemah tak berdaya menghadapi semuanya. memang akhir-akhir ini, dia  dihinggapi dengan masalah yang beruntun. masalah yang bermacam bentuknya hinggap di sisinya. ketika pertma masalah datang, ia coba untuk tetap tegar walau air mata kesuciannya tetap jatuh membasahi pipinya. di kala ia mencoba berdiri tegak, datang lagi sosok masalah menghantuinya, menambah ke stressan dalam dirinya. betapa malang nasibnya sekarang, jika malam tiba, udaranya memaksa untuk tidak segera menutup mata indahnya. secara tiba-tiba saja, air mata itu jatuh tanpa ia sadari kembali ia pun tergolek lemas tersedu mengikuti kegundahan hatinya. jika siang menantang, sinar mentari mulai benderang, tampak bekas lebam bekas tangisannya  di kesuntukan malam.

kini,kesedihan malam pun telah sirna, ta ada lagi lnang air mata, tak ada lagi bekas lebam menanda. siti kini menjadi sosok perempuan yag selalu tampak tegar, selalu aktif  dalam berbagai kegiatan. dia hapus kesediham malam dengan hentakan kaki melangkah maju ke depan. dia lupakan dinginnya udara malam yang membuat kesedihan. sekarang yang ia tahu adalah

BERGERAK MELANGKAH MAJU KE DEPAN!

terpampang jiwa yang besar, cita-cita yang tinggi, menatap masa depan yang lebih benderang. siti tak lagi takut akan gelapnya malam, tak hiraukan akan panasnya siang. menerjang kemalasan dan kemanjaan. sosoknya kini ingin menunjukkan pada dunia bahwa dialah siti, sang kartini masa kini yang tak mau lagi diatur dengan aturan yang merugikan.

jika burung yang terbang awang di atas belahan awan, dapat berbicara maka ia kan berkata:

hai perempuan jelita, alangkah tegapnya dikau sekarang, aku tang sangka dirimu kan  terlihat tegar seperti sekarang

Social Icons