Keinginan yang direstui
Jogja menjadi kota yang menjadi daya tarik
tersendiri para wisatawan domestic maupun Mancanegara. Ke eksotisannya
sudah terkenal di seluruh dunia. Kekayaan akan budaya menjadikan jogja semakin
terlihat berbeda dengan wilayah Indonesia yang lain. Keberadaan museum,tugu,
serta candi sebagai peninggalan sejarah mewarnai keindahan
Jogjakarta. Selain itu juga, Jogjakarta terkenal dengan Kota pelajar, kota
berpendidikan. Hal itu akan Nampak jika kita sudah mengelilingi kota. Nampaklah
dari tempat ke tempat , berjejeran gedung gedung tinggi dengan
arsitektur yang berbeda-beda. Di sini, sesorang akan banyak menemukan beberapa
perguruan tinggi terkenal yang banyak mengeluarkan alumni-alumninya sebagai
tokoh politik, budayawan maupun penulis handal. Hal ini pulalah yang membuat
Jogja menjadi tujuan para lulusan SMA dari berbagai daerah untuk
melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Dari tahun ke tahun, para pendatang baru
meramaikan kesibukan kota Jogja. Dari mereka kebanyakan memang sengaja untuk
menimba ilmu di kota pelajar ini.
Pesona itu menarik perhatian Sam yang sudah duduk
di bangku kelas 3 SMA. Ada keinginan untuk melanjutkan pendidikannya disana.
Pikirannya hanya disanalah,dia akan berkembang, berpikir intelek serta
berkarya. Apalagi ia tahu, di sana banyak kakak kelas yang melanjutkan
kuliah di perguruan tinggi joga, tak sedikit dari mereka sukses dalam berkarir,
atau juga sukses dalam berkarya. Hal ini memotivasi Sam yang memang sudah
dibuat terpesona oleh cerita-cerita indah kota jogja, termakan dengan omongan
para kakak kelasnya tentang keilmuan yang ada di sana. Tatkala ada pengumuman
lowongan beasiswa, ia pun langsung mengambilnya, mengajak beberapa temannya
untuk melanjutkan bersamanya. Alhasil, dari beberapa temannya, ada dua orang
yang ingin melanjutkan kuliah disana. Sam meminta doa restu kedua orang tuanya,
dan merekapun mengizinkan dan tampak bahagia.
“Bu, sekarang saya sudah kelas tiga kan,
maunya sih mau ngelanjutin kuliah,gimana bu?” David mengutarakannya kepada
sang ibu.
“Ibu gak akan melarang kamu kuliah nak,
keinginan ibu memang begitu. Semua anak-anak ibu harus melanjutkan pendidikan
sampe tinggi. Tapi, sekarang kondisi kita sudah begini, ibu gak bisa berkata
apa-apa lagi nak.” Ucap sang ibu kepada Sam dengan nada melas.
“Bu……semua itu sudah ditentukan oleh gusti
Allah, kalau sudah keadaan kita seperti ini, kita harus menerima dengan ikhlas,
jangan menyalahkan keadaan gitu bu, tapi apa salahnya kalau kita berusaha dulu
bu.” Lanjut Sam
“Anakku sayang, sudah puluhan tahun ibu dan
bapak hidup dalam serba kesederhanaan. Rumah sederhana, makan sehari-hari pun
sederhana. Bahkan terkadang kekurangan. Tapi, hal itu tidak lantas membuat ibu
menyerah, ibu tidak ingin anak-anak ibu terlantar seperti anak-anak yang lain.
Ibu dan bapak akan berusaha sebisa mungkin agar kamu dan adik-adik kamu bisa
sekolah sampai tinggi. Ibu sangat sayang sama kalian nak….”air mata sang
ibu menetes saat mengucapkan itu kepada Sam.
Iya bu………..saya tahu itu,saya juga sayang banget
ma ibu. Sam memeluk sang ibu dan mengecup tangan sang ibu beberapa kali.
Setelah mengatur nafasnya, Sam berkata kepada
sang ibu tercinta.
“Tadi ada guru yang mengumumkan lowongan
beasiswa di kelas bu…..”sam berucap pelan pada sang ibu.
“Beasiswa apa itu nak?” Tanya ibu
Sam menjawab, “Beasiswa kuliah di perguruan
tinggi.”
“Trus, kenapa kamu gak ikut aja sam beasiswa
itu, kali aja ngena dan bisa kuliah.” Ucap sang ibu sembari mengusap sisa
air mata yang membekas di pipinya.
“Bu, masalahnya, kuliahnya di jogja, saya
takut ibu dan bapak gak merestui, makanya belum tak ambil.”
Ibunya langsung menanggapinya
“Lhow, emang kenapa kok kamu takut ibu dan
bapak gak ngerestuin?”
“Ibu,….. entar kalo ngena, kuliahnya jauh
bu.” Jawab Sam
“Lha emang jogja itu dimana nak?”tanya
sang ibu
Maklum, ibu sam hanyalah perempuan desa yang
tidak pernah berjalan jauh, apalagi ke Jogjakarta. Paling-paling, perjalan yang
dianggapnya jauh itu paiton, tempat si Sam sekolah dan mengaji. Sang ibu
biasanya mengirim sam tiap bulannya. Memberikan sangu sekedarnya kepada sam
untuk menyambung hidup di tanah orang.
“Jogja itu bu……………jawa tengah,
Jauuuuuuuuuuuuuuuh banget. Masih di baratnya Surabaya.” Ucap Sam dengan
mengira-ngira.
Bener gak yah,jogja di baratnya Surabaya…..pikir
Sam sambil menggaruk-garukkan kepalanya.
“Owh,.,.jauh juga ya nak, tapi kalau memang
itu keinginan kamu, ibu akan merestui. Ibu akan mendoakan kelulusan kamu. Biar
kamu bisa melanjutkan kuliah dengan beasiswa.”
Hah…………………
“Yang bener bu, ibu merestui saya ikut
beasiswa ke jogja ini.” Wajah sam menandakan ketidakpercayaannya setelah
mendengar kata-kata sang Ibunya tadi.
“Iya nak…….”
“Bener bu,?” ucap sam lagi dengan nada
setengah tidak percaya.
“Iya nak………..”sekali lagi ibu menjawab
pertanyaan anaknya dengan mengusap kepala sang anak.
“Ya Allah, terima kasih atas karunia
ini ya robb.”
“Yang penting,jangan lupa, mulai sekarang
kamu harus belajar lebih keras, biar ngena beasiswa itu, dan jangan lupa juga,
berdoa dan shalat malam lah agar Allah SWT memudahkan perkara mu nak.”
Sang ibu berkata dengan nasihat-nasihatnya yang bertuah.
0 komentar:
Posting Komentar