Sabtu, 31 Agustus 2013

Sang Mantan(Prolog)

Harus kuakui kau memang setia. Ya, tepatnya memilih setia pada seseorang yang telah kau pilih meski sekian banyak kekurangan yang terdapat padanya. Tidak ada yang diduakan. Pertemuan kita bukanlah sebuah perselingkuhan tapi mendekati. Jika saja kita tak membatasi komunikasi, sudah tentu kita akan kembali menjalani hubungan seperti dulu lagi. Lebih baik berani memutuskan daripada mengulang kesalahan yang sama. Tidak ada yang perlu disesalkan. Tidak ada yang perlu disedihkan. Semula kita paham bahwa sejak saat itu, saat pertemuan(kembali)pertama kita, cinta tak bisa kita paksakan. Kita hanya butuh pintu yang terbuka baginya agar bisa menemukan dunianya di sana.
***
Aku kira kau berharap banyak dariku. Tapi, malam ini, lewat pesan singkat yang kau kirimkan padaku seakan sudah menegaskan bahwa tidak ada lagi cinta di antara kita. Seperti ada yang menusuk-nusuk bagian dadaku perlahan. ada yang lebih dingin dari sekedar diam. Entah karena cuaca atau apa, kabar darimu seakan membawaku melayang tak sadarkan diri. Namun aku sadar, aku tidak boleh menjatuhkan diri sendiri. Jalan cintaku tidak harus begini. Tapi bisa begini.
Dia sudah meminangku kemarin siang. Semoga kamu segera menemukan pasangan juga. -Dee-

Pesan singkat itu seperti bunyi pintu yang dihantam dan ditutup rapat-rapat. Kini tidak ada celah dan kesempatan untuk semua harapan. Aku harus pulang. Aku harus kembali ke duniaku dan menyelesaikan persoalan hidup yang lebih mengkekang dari sekedar harapan buta. Semuanya sudah jelas bahwa cintaku bukan padamu. Itu hampir pasti. Mungkin cintaku masih belia, masih sekolah TK atau barangkali tidak ada. Aku tak mau berpikir banyak tentang cinta. Sudah banyak orang yang gila kemudian mati karena cinta, aku tak mau masuk salah satunya.(DS/300813)

0 komentar:

Posting Komentar

Social Icons