Jumat, 16 Agustus 2013

2



Angin malam mendayu layu di antara ranting-ranting pepohonan. bergerak lemah menjatuhkan dedaunan ke hamparan tanah berhias rerumputan.  terdengar senyap bunyi beriak air sungai mengalir. mengalir terus dan terus hingga ia mencapai garis ujung di muara lautan. udara malam begitu dingin, membuat ayam enggan untuk berkokok. hanya terdengar suara batuk khasnya melengkapi irama sendu sepinya malam. dari bilik kayu dinding rumah, terdengar tangisan yang tersedu-sedu, nafas yang tidak teratur sakan terbawa dengan emosi yang kacau. isakan tangis  perempuan muda jelita   yang berkabung sedih bercampur dengan kebingungan. suara anggunnya kini terbentuk dengan irama tangisan, suara yang selalu ceria dan senyum centil yang khas setiap harinya. rekah bibirnya ia basahi dengan air mata, linangan yang mengguyur halus kulit pipinya menyebabkan putih bedak luntur seketika. kegelisahan, menghinggapi diri perempuan itu. hatinya gundah gulana, bimbang dan takut. keresahan bercampur mewarnai linangan air mata kesedihan.

siti, sang jelita yang dirundung air mata kesedihan. jiwa yang kini lemah tak berdaya menghadapi semuanya. memang akhir-akhir ini, dia  dihinggapi dengan masalah yang beruntun. masalah yang bermacam bentuknya hinggap di sisinya. ketika pertma masalah datang, ia coba untuk tetap tegar walau air mata kesuciannya tetap jatuh membasahi pipinya. di kala ia mencoba berdiri tegak, datang lagi sosok masalah menghantuinya, menambah ke stressan dalam dirinya. betapa malang nasibnya sekarang, jika malam tiba, udaranya memaksa untuk tidak segera menutup mata indahnya. secara tiba-tiba saja, air mata itu jatuh tanpa ia sadari kembali ia pun tergolek lemas tersedu mengikuti kegundahan hatinya. jika siang menantang, sinar mentari mulai benderang, tampak bekas lebam bekas tangisannya  di kesuntukan malam.

kini,kesedihan malam pun telah sirna, ta ada lagi lnang air mata, tak ada lagi bekas lebam menanda. siti kini menjadi sosok perempuan yag selalu tampak tegar, selalu aktif  dalam berbagai kegiatan. dia hapus kesediham malam dengan hentakan kaki melangkah maju ke depan. dia lupakan dinginnya udara malam yang membuat kesedihan. sekarang yang ia tahu adalah

BERGERAK MELANGKAH MAJU KE DEPAN!

terpampang jiwa yang besar, cita-cita yang tinggi, menatap masa depan yang lebih benderang. siti tak lagi takut akan gelapnya malam, tak hiraukan akan panasnya siang. menerjang kemalasan dan kemanjaan. sosoknya kini ingin menunjukkan pada dunia bahwa dialah siti, sang kartini masa kini yang tak mau lagi diatur dengan aturan yang merugikan.

jika burung yang terbang awang di atas belahan awan, dapat berbicara maka ia kan berkata:

hai perempuan jelita, alangkah tegapnya dikau sekarang, aku tang sangka dirimu kan  terlihat tegar seperti sekarang

0 komentar:

Posting Komentar

Social Icons