Angin malam mendayu layu di antara
ranting-ranting pepohonan. bergerak lemah menjatuhkan dedaunan ke hamparan
tanah berhias rerumputan. terdengar senyap bunyi beriak air sungai
mengalir. mengalir terus dan terus hingga ia mencapai garis ujung di muara
lautan. udara malam begitu dingin, membuat ayam enggan untuk berkokok. hanya
terdengar suara batuk khasnya melengkapi irama sendu sepinya malam. dari bilik
kayu dinding rumah, terdengar tangisan yang tersedu-sedu, nafas yang tidak
teratur sakan terbawa dengan emosi yang kacau. isakan tangis perempuan
muda jelita yang berkabung sedih bercampur dengan kebingungan. suara
anggunnya kini terbentuk dengan irama tangisan, suara yang selalu ceria dan
senyum centil yang khas setiap harinya. rekah bibirnya ia basahi dengan air
mata, linangan yang mengguyur halus kulit pipinya menyebabkan putih bedak
luntur seketika. kegelisahan, menghinggapi diri perempuan itu. hatinya gundah
gulana, bimbang dan takut. keresahan bercampur mewarnai linangan air mata
kesedihan.
siti, sang jelita yang dirundung air mata
kesedihan. jiwa yang kini lemah tak berdaya menghadapi semuanya. memang
akhir-akhir ini, dia dihinggapi dengan masalah yang beruntun. masalah
yang bermacam bentuknya hinggap di sisinya. ketika pertma masalah datang, ia
coba untuk tetap tegar walau air mata kesuciannya tetap jatuh membasahi
pipinya. di kala ia mencoba berdiri tegak, datang lagi sosok masalah
menghantuinya, menambah ke stressan dalam dirinya. betapa malang nasibnya
sekarang, jika malam tiba, udaranya memaksa untuk tidak segera menutup mata
indahnya. secara tiba-tiba saja, air mata itu jatuh tanpa ia sadari kembali ia
pun tergolek lemas tersedu mengikuti kegundahan hatinya. jika siang menantang,
sinar mentari mulai benderang, tampak bekas lebam bekas tangisannya di
kesuntukan malam.
kini,kesedihan malam pun telah sirna, ta ada lagi
lnang air mata, tak ada lagi bekas lebam menanda. siti kini menjadi sosok
perempuan yag selalu tampak tegar, selalu aktif dalam berbagai kegiatan.
dia hapus kesediham malam dengan hentakan kaki melangkah maju ke depan. dia
lupakan dinginnya udara malam yang membuat kesedihan. sekarang yang ia tahu
adalah
BERGERAK MELANGKAH MAJU KE DEPAN!
terpampang jiwa yang besar, cita-cita yang
tinggi, menatap masa depan yang lebih benderang. siti tak lagi takut akan
gelapnya malam, tak hiraukan akan panasnya siang. menerjang kemalasan dan
kemanjaan. sosoknya kini ingin menunjukkan pada dunia bahwa dialah siti, sang
kartini masa kini yang tak mau lagi diatur dengan aturan yang merugikan.
jika burung yang terbang awang di atas belahan
awan, dapat berbicara maka ia kan berkata:
hai perempuan jelita, alangkah tegapnya dikau
sekarang, aku tang sangka dirimu kan terlihat tegar seperti sekarang
0 komentar:
Posting Komentar