Selasa, 01 Oktober 2013

Subuhku


Subuhku
Subuhku,rebahkan rindu ini di atas langit.Biarkan ia terbang bersama awan, mengintip fajar, mengikuti setiap garis cahaya matahari di balik sana. Jika dengan Bismillah ia menjadi tenang, tenangkanlah! Bawalah ia dalam puncak kenikmatan yang kudus menderas lafadz-lafadz jalalah. Jika ia harus terdampar, maka tepikan ia di sebuah pulau yang tanamannya menjulang dalam dzikir ilah. Hidupkan rindu ini dalam kekhusukan daun-daun, pada kokok ayam yang tak bosan-bosannya membangunkan setiap jiwa yang kelelahan.
Oh Subuhku, telah lelah tubuh ini berjalan seharian. Mencari hikmah, menggapai puncak taubat, menyesali dosa yang tak kunjung tamat. Akulah anai yang terbang tanpa tujuan. Bergerak mengikuti angin kehidupan yang kadangkala membawaku pada rimba kesesatan. Bimbingaku, bawa aku dalam kesejukan embun, kedamaian yang diisyaratkan pepohonan, ketenangan yang tersirat pada gumpalan awan. Hidup hanyamengingatkanku akan penyesalan-penyesalan. Mataku juling karena selalu melihat ke belakang. Tanganku timpang sebab api kegelisahan yang tak kunjung padam. Aku terbakar.Aku terkapar. Rengkuh Aku sebelum pagi mengisahkan sosokku sebagai tiada.
Subuhku, apa yang hendak kau isyaratkan kepadaku, sampaikanlah! Jangan kau sembunyikan dengan bahasa yang rahasia. Sebab aku si buta yang ingin melihat cahaya, si bisu yang ingin berbicara, si tuli yang ingin mendengar, si pincang yang ingin berjalan,. Akulah rindu yang ingin dipertemukan dengan kekasihnya.(1/10/13.DS)

0 komentar:

Posting Komentar

Social Icons