Rabu, 21 Agustus 2013

Tafsir Sosial; Mendialogkan Teks dengan Konteks



MENGUNGKAP PETUNJUK AL-QUR’AN YANG KOMPREHENSIF DEMI MENJAWAB PROBLEMATIKA UMAT

Judul               : Tafsir Sosial; Mendialogkan Teks dengan Konteks
Penulis             : Waryono Abdul Ghafur, M.Ag.
Penerbit           : eLSAQ Press, Yogyakarta
Tebal               : xxiv + 364 halaman
Cet.                 : I, Februari 2005
ISBN               : 979-9742-15-3

Al-Qur’an adalah Kitab Suci ajaran Islam yang mengandung semua panduan hidup. Pembacaan yang terus-menerus dari al-Qur’an akan menstimulasi penafsiran baru, mengembangkan banyak gagasan, bahkan mampu menambah kesucian jiwa dan meningkatkan kesejahteraan batin. Namun sayangnya kebanyakan interaksi umat  Islam dengan al-Qur’an masih terbatas pada membaca dan mendengarkan, belum banyak yang berinisiatif untuk mempelajarinya secara mendalam untuk menggali petunjuk yang terkandung di dalamnya. Al-Qur’an pada tataran ini hanya berfungsi sebagai simbol yang melangit, bukan menjadi teks yang membumi, tempat berpijak dan bersikap. Hal ini mengakibatkan banyak sekali realita yang menyimpang dari teks.
Tergugah oleh kenyataan demikian, Waryono Abdul Ghafur mencoba merefleksi ulang berbagai realita yang terjadi dalam umat dengan cara mendialogkan teks dan konteks. Bukunya yang berjudul “Tafsir Sosial; Mendialogkan Teks dengan Konteks” merupakan bukti nyata kepeduliannya terhadap perkembangan khazanah al-Qur’an di satu sisi dan problematika umat Islam sekarang ini di sisi lain.
Dalam bukunya ini, Waryono mengunakan metode maudhu’i (baca: tematis) dalam menyajikan penafsirannya atau lebih tepatnya adalah tematik plural dimana tema-tema yang menjadi objek kajian banyak, memuat isu-isu “greget” kontemporer terkait problem real yang sedang terjadi dalam umat. Buku tafsir ini terdiri lima bab atau lima tema besar, yaitu Tafsir Sosial tentang Agama dan Dimensinya; Tafsir Sosial tentang Pemimpin, Gender, dan Komunikasi; Tafsir Sosial tentang Perang dan Kemerdekaan; Tafsir Sosial tentang Puasa dan Makna-maknanya; dan Tafsir Sosial tentang Manusia dan Kualitasnya.
 Dari satu tema besar, dibagi lagi menjadi topik-topik tertentu yang marak diperbincangkan dan masih saling berkaitan seperti “Tafsir Sosial tentang Peran dan Kemerdekaan” yang memuat topik ‘Perang dalam Islam’, ‘Jihad dan Teroris’, serta ‘Kemerdekaan’. Dari masing-masing topik, dipilih satu ayat yang mampu mewakili topik tersebut dengan menggali maknanya minimal dari satu keyword (baca: mufradat). Mufradat tersebut dianalisis dan dipaparkan derivasinya hingga ditemukan makna dasar dan asalnya serta relasi antar makna dari derivasi tersebut. Demi mendapatkan makna yang komprehensif, Waryono tak lupa pula menjelaskan munasabah ayat atau surat dengan sebelum dan sesudahnya, kemudian yang terpenting menyebutkan pula asbabun nuzulnya, baik yang mikro ataupun makro. Di sini terlihat usaha penulis untuk memahami konteks turunnya ayat yang kemudian dikontekstualisasikan dengan masa sekarang. Lebih jauh, penulis mulai menguraikan dan memaparkan kandungan ayat secara mendalam dengan merujuk berbagai referensi yang ada. Diharapkan dengan demikian, pembaca mampu mendapatkan petunjuk yang menyeluruh dari al-Qur’an untuk menyelesaikan problematika umat.
Harus diakui bahwa buku ini merupakan kontribusi besar pemikiran penulis dalam usahanya meramaikan kancah penafsiran kontemporer dan memberikan solusi alternatif dalam menjawab tantangan zaman. Namun penulis juga manusia yang tak bisa lepas dari kekurangan dan khilaf. Pada nyatanya, penjelasan penulis agak berbelit-belit sehingga terkadang pembaca dibingungkan oleh pemilihan diksinya. Terlepas dari semua itu, buku ini sangat memberikan wawasan dan pemahaman  baru bagi pembacanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Social Icons