MENGUNGKAP PETUNJUK AL-QUR’AN YANG
KOMPREHENSIF DEMI MENJAWAB PROBLEMATIKA UMAT
Judul : Tafsir Sosial; Mendialogkan
Teks dengan Konteks
Penulis : Waryono Abdul Ghafur, M.Ag.
Penerbit : eLSAQ Press, Yogyakarta
Tebal : xxiv + 364 halaman
Cet. : I, Februari 2005
ISBN : 979-9742-15-3
Al-Qur’an
adalah Kitab Suci ajaran Islam yang mengandung semua panduan hidup. Pembacaan
yang terus-menerus dari al-Qur’an akan menstimulasi penafsiran baru,
mengembangkan banyak gagasan, bahkan mampu menambah kesucian jiwa dan
meningkatkan kesejahteraan batin. Namun sayangnya kebanyakan interaksi
umat Islam dengan al-Qur’an masih
terbatas pada membaca dan mendengarkan, belum banyak yang berinisiatif untuk
mempelajarinya secara mendalam untuk menggali petunjuk yang terkandung di
dalamnya. Al-Qur’an pada tataran ini hanya berfungsi sebagai simbol yang
melangit, bukan menjadi teks yang membumi, tempat berpijak dan bersikap. Hal
ini mengakibatkan banyak sekali realita yang menyimpang dari teks.
Tergugah oleh
kenyataan demikian, Waryono Abdul Ghafur mencoba merefleksi ulang berbagai
realita yang terjadi dalam umat dengan cara mendialogkan teks dan konteks.
Bukunya yang berjudul “Tafsir Sosial; Mendialogkan Teks dengan Konteks”
merupakan bukti nyata kepeduliannya terhadap perkembangan khazanah al-Qur’an di
satu sisi dan problematika umat Islam sekarang ini di sisi lain.
Dalam bukunya
ini, Waryono mengunakan metode maudhu’i (baca: tematis) dalam menyajikan
penafsirannya atau lebih tepatnya adalah tematik plural dimana tema-tema yang
menjadi objek kajian banyak, memuat isu-isu “greget” kontemporer terkait
problem real yang sedang terjadi dalam umat. Buku tafsir ini terdiri lima bab
atau lima tema besar, yaitu Tafsir Sosial tentang Agama dan Dimensinya; Tafsir
Sosial tentang Pemimpin, Gender, dan Komunikasi; Tafsir Sosial tentang Perang
dan Kemerdekaan; Tafsir Sosial tentang Puasa dan Makna-maknanya; dan Tafsir
Sosial tentang Manusia dan Kualitasnya.
Dari satu tema besar, dibagi lagi menjadi
topik-topik tertentu yang marak diperbincangkan dan masih saling berkaitan seperti
“Tafsir Sosial tentang Peran dan Kemerdekaan” yang memuat topik ‘Perang
dalam Islam’, ‘Jihad dan Teroris’, serta ‘Kemerdekaan’. Dari masing-masing
topik, dipilih satu ayat yang mampu mewakili topik tersebut dengan menggali
maknanya minimal dari satu keyword (baca: mufradat). Mufradat tersebut
dianalisis dan dipaparkan derivasinya hingga ditemukan makna dasar dan asalnya
serta relasi antar makna dari derivasi tersebut. Demi mendapatkan makna yang
komprehensif, Waryono tak lupa pula menjelaskan munasabah ayat atau surat
dengan sebelum dan sesudahnya, kemudian yang terpenting menyebutkan pula
asbabun nuzulnya, baik yang mikro ataupun makro. Di sini terlihat usaha penulis
untuk memahami konteks turunnya ayat yang kemudian dikontekstualisasikan dengan
masa sekarang. Lebih jauh, penulis mulai menguraikan dan memaparkan kandungan
ayat secara mendalam dengan merujuk berbagai referensi yang ada. Diharapkan
dengan demikian, pembaca mampu mendapatkan petunjuk yang menyeluruh dari
al-Qur’an untuk menyelesaikan problematika umat.
Harus diakui
bahwa buku ini merupakan kontribusi besar pemikiran penulis dalam usahanya
meramaikan kancah penafsiran kontemporer dan memberikan solusi alternatif dalam
menjawab tantangan zaman. Namun penulis juga manusia yang tak bisa lepas dari
kekurangan dan khilaf. Pada nyatanya, penjelasan penulis agak berbelit-belit
sehingga terkadang pembaca dibingungkan oleh pemilihan diksinya. Terlepas dari
semua itu, buku ini sangat memberikan wawasan dan pemahaman baru bagi pembacanya.
0 komentar:
Posting Komentar