Rabu, 21 Agustus 2013

Ayat-ayat Semesta Sisi-sisi Al-Qur’an yang Terlupakan



Judul Buku                  : Ayat-ayat Semesta Sisi-sisi Al-Qur’an yang Terlupakan
Pengarang                   : Agus Purwanto
Penerbit                       : Mizan Media Utama
Cetakan                       : Pertama, Mei, 2008
Tebal                           : 437 halaman (termasuk index)

Kesejajaran antara konsep-konsep teori dan fakta sains modern dengan ayat-ayat suci al-Qur’an  pertama kalinya telah dirintis oleh Maurice Bucaille yang juga melakukan interpretasi ilmiah yang bisa diuji secara eksperimen.  Hal inilah yang juga akan kita temukan dalam buku karangan Agus Purwanto. Dengan latar belakang sebagai seorang doktor fisika partikel sekalius pengkaji al-Qur’an penulis mencoba untuk menafsirkan ayat-ayat kauniyah Al-Qur’an dari perspektif sains modern. Maka tidak heran jika bentuk penafsirannya banyak membincang persoalan bidang yang ia geluti seperti mekanika kuantum, transendensi, relativitas, dan kosmologi.
Agus berusaha untuk menjelaskan mata rantai antara Al-Qur’an sebagai wahyu Allah, dan ilmu pengetahuan sebagai olah pikir rasio manusia. Penulisan ini bermula dari keprihatinan penulis betapa sebagian besar kaum Muslim pada dewasa ini dapat dikatakan melupakan ayat-ayat kauniyah dalam al-Qur’an yang menggambarkan fenomena-fenomena yang terjadi pada alam ini. Dan sebaliknya, mereka lebih memfokuskan diri pada wacana-wacana yang berisikan kajian ayat-ayat seputar keyakinan dan praktik ritual keagamaan (baca: aqidah dan fikh). Maka tidak heran jika kemudian judul buku ini terdapat kata-kata “Sisi-sisi Al-Qur’an yang terlupakan”. Karena ia menganggap ayat-ayat kauniyah jarang memperoleh banyak perhatian dari kaum muslim sendiri.
Dalam buku karangannya ini, terdapat 800 ayat-ayat kauniyah dari Al-Qur’an yang diklasifikasi berdasarkan subjek (unsur-unsur yang terdapat dalam alam ini seperti alam, tumbuhan, dan hewan) dari A sampai Z , misalnya untuk abjad A yaitu air terdapat pada Q.S 2:164, Q.S 7:160, Q.S 2: 74, Q.S 29: 63 dan seterusnya. Kemudian dilanjutkan berdasarkan klasifikasi surat (urut dari surat dari Al-Fatihah hingga al-Nas), kemudian klasifikasi ayat dilengkapi dengan terjemahnya. Dalam memilih ayat-ayat kauniyah ini, penulis menjelaskan bahwa ia mengambil langsung dari al-Qur’an dan terjemahnya, kemudian mengambil ayat-ayat yang memuat istilah atau kata-kata air, api, batu, bulan, bumi, dan seterusnya. Hasil dari penjumlahan seluruhnya ada 1.108 ayat. Selanjutnya, penulis memilah-milah ayat-ayat tersebut mana yang merupakan ayat kauniyah dan menuntun pada kontruksi ilmu kealaman dan mana yang bukan. Karena tidak semua ayat yang memuat kata elemen alam seperti langit dan bumi merupakan ayat kauniyah yang membawa pada bangunan ilmu kealaman, seperti Q.S al-syura: 4 yang berarti:
KepunyaanNya apa yang di langit dan apa yang di bumi. Dan Dia Maha tinggi lagi Maha besar”
Langit dan bumi dalam konteks ayat tersebut tidak memberi informasi apa-apa selain menerangkan kekayaan dan kepemilikan Allah. Ayat-ayat seperti ini dalam klasifikasi abjad diberi tanda * dan dalam klasifikasi surat, ayat ini tidak ditampilkan. Melihat hal ini, dapat dipastikan corak penafsiran dalam buku ini yaitu tafsir ‘ilmi. Sebagai contoh, ketika membincang Q.S al-Naml yang menceritakan tentang pemindahan singgasana Ratu Bilqis, penulis menafsirkan ayat ini sebagai ayat yang menuntun pada ide pembuatan teleportasi kuantum. Penulis yang berdomisili di Indonesia ini turut juga menyertakan fenomena-fenomena yang terdapat di Indonesia sebagai bukti dari beberapa materi pembahasan tafsir ayat-ayat kauniyah yang ia tafsiri, seperti bahasan Q.S al-An’am:6 yang mengisyaratkan adanya sungai di bawah permukaan tanah. Penulis mencontohkan langsung dengan adanya sungai bawah tanah yang ada di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta yang juga dikenal tandus karena berkapur, seperti yang ada pada daerah pegunungan Karst. Lagi, Q.S al-Isra:1 yang mengabadikan cerita perjalanan Isra’ mi’raj Rasulullah yang menurutnya menjadi pijakan bagi kajian struktur ruang dan waktu. Semuanya ini tentunya dijelaskan dengan uraian ilmiah yang berkaitan dengan teori relativitas.
Pada intinya, buku ini membantu para pembaca untuk mengetahui dengan mudah bagaimana pandangan al-Qur’an terhadap alam semesta. Dan pastinya semakin membuktikan bahwa al-qur’an sebagai mukjizat memberi porsi yang besar terhadap alam semesta dalam berbagai aspeknya.



0 komentar:

Posting Komentar

Social Icons