Judul Buku :
Ayat-ayat Semesta Sisi-sisi Al-Qur’an yang Terlupakan
Pengarang :
Agus Purwanto
Penerbit :
Mizan Media Utama
Cetakan :
Pertama, Mei, 2008
Tebal :
437 halaman (termasuk index)
Kesejajaran
antara konsep-konsep teori dan fakta sains modern dengan ayat-ayat suci
al-Qur’an pertama kalinya telah dirintis
oleh Maurice Bucaille yang juga melakukan interpretasi ilmiah yang bisa diuji
secara eksperimen. Hal inilah yang juga
akan kita temukan dalam buku karangan Agus Purwanto. Dengan latar belakang
sebagai seorang doktor fisika partikel sekalius pengkaji al-Qur’an penulis
mencoba untuk menafsirkan ayat-ayat kauniyah Al-Qur’an dari perspektif sains
modern. Maka tidak heran jika bentuk penafsirannya banyak membincang persoalan
bidang yang ia geluti seperti mekanika kuantum, transendensi, relativitas, dan
kosmologi.
Agus berusaha
untuk menjelaskan mata rantai antara Al-Qur’an sebagai wahyu Allah, dan ilmu
pengetahuan sebagai olah pikir rasio manusia. Penulisan ini bermula dari keprihatinan
penulis betapa sebagian besar kaum Muslim pada dewasa ini dapat dikatakan
melupakan ayat-ayat kauniyah dalam al-Qur’an yang menggambarkan
fenomena-fenomena yang terjadi pada alam ini. Dan sebaliknya, mereka lebih
memfokuskan diri pada wacana-wacana yang berisikan kajian ayat-ayat seputar
keyakinan dan praktik ritual keagamaan (baca: aqidah dan fikh). Maka tidak
heran jika kemudian judul buku ini terdapat kata-kata “Sisi-sisi Al-Qur’an yang
terlupakan”. Karena ia menganggap ayat-ayat kauniyah jarang memperoleh banyak
perhatian dari kaum muslim sendiri.
Dalam buku
karangannya ini, terdapat 800 ayat-ayat kauniyah dari Al-Qur’an yang
diklasifikasi berdasarkan subjek (unsur-unsur yang terdapat dalam alam ini
seperti alam, tumbuhan, dan hewan) dari A sampai Z , misalnya untuk abjad A
yaitu air terdapat pada Q.S 2:164, Q.S 7:160, Q.S 2: 74, Q.S 29: 63 dan
seterusnya. Kemudian dilanjutkan berdasarkan klasifikasi surat (urut dari surat
dari Al-Fatihah hingga al-Nas), kemudian klasifikasi ayat dilengkapi dengan
terjemahnya. Dalam memilih ayat-ayat kauniyah ini, penulis menjelaskan bahwa ia
mengambil langsung dari al-Qur’an dan terjemahnya, kemudian mengambil ayat-ayat
yang memuat istilah atau kata-kata air, api, batu, bulan, bumi, dan seterusnya.
Hasil dari penjumlahan seluruhnya ada 1.108 ayat. Selanjutnya, penulis
memilah-milah ayat-ayat tersebut mana yang merupakan ayat kauniyah dan menuntun
pada kontruksi ilmu kealaman dan mana yang bukan. Karena tidak semua ayat yang
memuat kata elemen alam seperti langit dan bumi merupakan ayat kauniyah yang
membawa pada bangunan ilmu kealaman, seperti Q.S al-syura: 4 yang berarti:
“KepunyaanNya apa yang di langit dan apa
yang di bumi. Dan Dia Maha tinggi lagi Maha besar”
Langit dan
bumi dalam konteks ayat tersebut tidak memberi informasi apa-apa selain
menerangkan kekayaan dan kepemilikan Allah. Ayat-ayat seperti ini dalam
klasifikasi abjad diberi tanda * dan dalam klasifikasi surat, ayat ini tidak
ditampilkan. Melihat hal ini, dapat dipastikan corak penafsiran dalam buku ini
yaitu tafsir ‘ilmi. Sebagai contoh, ketika membincang Q.S al-Naml yang
menceritakan tentang pemindahan singgasana Ratu Bilqis, penulis menafsirkan
ayat ini sebagai ayat yang menuntun pada ide pembuatan teleportasi kuantum.
Penulis yang berdomisili di Indonesia ini turut juga menyertakan
fenomena-fenomena yang terdapat di Indonesia sebagai bukti dari beberapa materi
pembahasan tafsir ayat-ayat kauniyah yang ia tafsiri, seperti bahasan Q.S
al-An’am:6 yang mengisyaratkan adanya sungai di bawah permukaan tanah. Penulis
mencontohkan langsung dengan adanya sungai bawah tanah yang ada di daerah
Gunung Kidul, Yogyakarta yang juga dikenal tandus karena berkapur, seperti yang
ada pada daerah pegunungan Karst. Lagi, Q.S al-Isra:1 yang mengabadikan cerita
perjalanan Isra’ mi’raj Rasulullah yang menurutnya menjadi pijakan bagi kajian
struktur ruang dan waktu. Semuanya ini tentunya dijelaskan dengan uraian ilmiah
yang berkaitan dengan teori relativitas.
Pada intinya,
buku ini membantu para pembaca untuk mengetahui dengan mudah bagaimana
pandangan al-Qur’an terhadap alam semesta. Dan pastinya semakin membuktikan
bahwa al-qur’an sebagai mukjizat memberi porsi yang besar terhadap alam semesta
dalam berbagai aspeknya.
0 komentar:
Posting Komentar