Jomblo Itu Bukan Takdir Tapi Pilihan
Tulisan ini terinspirasi dari pertanyaan-pertanyaan yang
dilayangkan kepada saya saat lebaran. Setiap pintu rumah yang saya kunjungi
selalu menghidangkan pertanyaan yang serupa. Kok masih sendiri, pasangannya
mana? Saat itulah serasa dunia bukan milik saya. Tapi milik mereka yang sedang
asik berboncengan dengan pasangannya. Milik mereka yang berbaju sepasang, kalau
yang cowok berbaju batik, ceweknya pun begitu. Warnanya pun sama. Saat itu
dunia milik mereka yang berharap THR si cewek menggelembung kemudian jatuh di
tanah dan akhirnya dia lah orang satu-satunya yang perkasa untuk mengambilnya.
Lantas duniaku di mana?
Duniaku ada dalam setiap senyum dan tawa yang mengisyaratkan
jawaban kalau saya belum punya pasangan. Dunia yang enggan berkata-kata, dunia
tanpa baju sepasang, dunia tanpa banyak berharap THR, dunia tanpa pasangan.
Banyak yang berkata bahwa jomblo itu menyengsarakan, menyedihkan dan penuh
dengan beban dan nafsu yang tertahan-tahan. Ada pula yang mengatakan kalau
keindahan hanya ada di dekat pasangan. Ketika sedang berjalan berduaan, makan
berduaan dan apa-apa berduaan. Jadi keindahan buat mereka adalah
‘berdua-duaan’.
Ada yang bilang kalau jomblo itu mulanya muncul ketika trauma cinta
pertama melanda. Kesedihan membuatnya putus asa dan akhirnya takut untuk
‘berdua-duaan. Begitu banyak predikat buruk tentang jomblo yang disematkan dan
sedikit sekali yang tahu kenikmatan darinya. Seakan-akan menjadi sebuah
keniscayaan yang harus diterima. Sungguh menyedihkan.
Ada dekadensi moral dan distorsi fakta tentang itu semua. Bahwa jomblo itu bukan takdir tapi pilihan.
Memilih artinya berani mengambil keputusan dengan segala resikonya. Dipilih,
tentu itu juga membutuhkan sebuah pemikiran dan pertimbangan untuk menerimanya.
Jomblo itu dunia’pilihan’. Dunia yang bebas memilih dan dipilih. Kemerdekaan
yang sebenarnya sungguh tak dipaham-paham. Sangat disayangkan bagi mereka yang
lama menjomblo dan menistakan dirinya karena tidak kunjung mendapatkan
pasangan. Mereka lupa bahwa ada suatu pilihan yang sudah direncanakan Tuhan
untuk ia pilih. Hanya saja, lagi-lagi kesabaran manusia yang menjadi
permasalahan. Apalah yang lebih berharga dari sebuah kesabaran. Jomblo itu
tidak perlu ketekunan dan keuletan. Tapi kesabaran dalam mengarungi dunia yang
menyimpan makna kemerdekaan yang sesungguhnya.
0 komentar:
Posting Komentar