Kala raga tak mampu bergerak, akal ini enggan untuk berpikir. q merasakan kekhawatiran yang tinggi. khawatir akan diri ini yang selalu semena-mena terhadap alam, merusak alam ciptaan-Nya untuk kesenangan belaka. q tak hiraukan akibatnya apa nantinya. kerusakan demi kerusakan telah q buat. ku tebangi pohon di hutan sana dengan ganasnya. ku gali pasir pantai sedalam-dalamnya. mengekploitasi kekayaan alam demi kesejahteraan hidupku saja. pemerintah yang bersangkutan ku iming-imingi sejumlah rupiah demi kelancaran usaha.
Tanggal 25 oktober 2010 tersiar kabar bencana dari seberang pulau sumatera sana, alam eksotis mentawai diterjang badai tsunami. daerah yang mulai diminati wisatawan luar negeri ini luluh lantak tak berupa. pohon-pohon tumbang, bangunan roboh tergelimpang. mayat manusia bergeletakan sana sini seakan tak berharga. kepedihan membekas dalam benak setiap warga yang menempatinya. mereka mengalami trauma akan apa yang ia lihat dan mereka alami. negeri ini pun dibuat sedih tak berdaya, menghadang bencana yang merusak daerah mentawai.
Kala bangsa ini belum sembuh dari trauma bencana di mentawai, Merapi meluapkannkemarahannya yang disimpan selama ini. awan panas(wedhus gembel) keluar dari sarangnya. menyerang pemkiman lereng pegunungan. para penduduk sekitar pun terhenyak dengan kondisi yang mendadak. merapi yang semula kalem tak memberi tanda ikemarahannya, tiba-tiba beraksi meluncurkan awan panas yang dikandunginya. hari pertama letusan merapi menewaskan 38 korban. korban terbakar hangus setelah diselimuti wedhus gembel. negeri ini pun menangis untuk kedua kalinya.
0 komentar:
Posting Komentar