Sabtu, 08 Januari 2011

Cerita tak Beralur

Senyuman Angin Pantai
Terhampa luas laut biru menyejukkan mata, mewarnai hitam putih pandangan. Lihai gemulai tarian perahu terombang ambing gumpalan ombak tengah lautan. Kesejukan angin pantai merasuk, menelusuri sendi-sendi tulang secara  perlahan. Gundukan hijau terlihat samar dari seberang, pulau kecil yang melambangkan adanya kehidupan. Sam berdiri di antara pohon-pohon berdaun jarang. Dedaunannya mulai berjatuhan seiring tiupan angin pantai. Suasana yang mengingatkannya akan kenangan yang tak pernah ia lupakan. Senyuman yang keluar dari sosok bidadari pujaan, memenuhi pikirannya tiap malam. Suasana indah yang menyemikan sejuta kisah percintaan. Pikiran dan jiwanya tiba-tiba bergerak cepat menembus ruang dan waktu, membawanya pada indahnya pagi satu setengah tahun silam.
Pagi itu mentari tersenyum indah, menatap cerah lika-liku kehidupan. Kehidupan para makhluk tuhan yang bermacam-macam. Ada yang berjalan dalam lintasan kebenaran, adapula yang menjerumuskan dirinya ke dalam liang kejahatan. Tersebutlah desa kecil yang terhimpit aspal jalanan, desa asri yang penuh dengan kekhasan. Rumah-rumah berdiri dengan aneka bentuk dan arsitektur. Kebanyakan rumah tradisional menjadi bentuk rumah idaman bagi penghuninya. Diantara rumah-rumah itu Sam berada, menyempatkan untuk bertandang ke rumah temannya. Malam harinya dia menginap di rumah temannya itu. Teman yang ia kenal ketika satu asrama di pesantren,namanya Adi. Adi mempersilahkannya untuk menginap semalam setelah menempuh perjalanan yang melelahkan. Pagi harinya, setelah melaksanakan shalat shubuh, ia dan Adi berbincang-bincang santai ditemani dua gelas kopi dan sepiring jajanan. Jarum jam menunjukkan angka 06.12, artinya hari masih pagi. Adi membuka pembicaraan dengan menceritakan kejadian yang menimpa ia dan temannya saat di pesantren. Sam hanya mendengar dan menyelingi dengan pertanyaan basa-basi, dengan maksud untuk mencairkan suasana agar lebih akrab dan menyenangkan. Tak lama dua  orang pemuda datang, mereka adalah oji dan Hilman. Keduanya merupakan teman se angkatan Adi. Oji teman Adi yang kebetulan rumahnya berdekatan, sedangkan Hilman teman Adi di pesantren yang seangkatan dan seasrama di pesantren. Adi mempersilahkan mereka bergabung, sam tak canggung memperkenalkan dirinya pada mereka. Akhirnya,ke empat insan tergabung dalam pembicaraan, segala hal diperbincangkan, dari yang kocak hingga yang menyeramkan. Sam duduk di sebelah kanan, menyimak apa yang dibicarakan terkadang ia pun menyela pembicaraan yang mengundang gelak tawa yang bersamaan. Dalam benaknya muncul pertanyaan ketika Adi dan kedua temannya menyebut ada satu orang cewek yang juga se angkatan dengannya. Cewek itu pula masuk di program yang sama di sekolahan, disamping itu juga rumahnya berdekatan. Namanya unik dan tak pernah sam dengar sebelumnya. Sam lanjut mendengar pembicaraan, rencananya hari  ini mereka akan ke pantai dengan mengajak  teman cewek seangkatannya. Pembicaraan berakhir dengan kesepakatan untuk pergi ke pantai bersama-sama. Adi pun mengajak sam untuk bergabung ikut,sam pun tak dapat menolak tawaran. Oji dan hilman pun pamit pulang untuk siap-siap. Mereka mengingatkan jam 07.30 sudah siap semua dan langsung berangkat ke  tempat tujuan.
Setelah semuanya siap, Sam dkk pun berangkat bersama-sama dengan mengendarai sepeda motor. Tujuan kami adalah pantai kejora. pantai ini memang menjadi objek wisata para kaum muda-mudi. Di samping tempatnya yang enak, pantai ini tidak terlalu mahhal, karena untuk masuk ke kawasan pantai kejora tidak dipungut biaya. Maka dari itu, Sam dkk memilih pantai ini untuk mengisi waktu liburan. Jaraknya tiidak terlalu jauh dari rumah adi. Jika ditempuh dengan mengendarai motor, mungkin sekitar 15 menit sudah sampai ke pantai itu. Suara mesin  menggelegar  dari motor yang mereka tumpangi. Setelah menempuh perjalanan yang tidak terlalu melelahkan, akhirnya mereka sampai juga di tempat tujuan, pantai kejora.
Udara pantai terasa sejuk mengalir dengan teratur. Bunyi ombak lautan terdengar saling bersahutan bak sekelompok panduan suara yang terstruktur. Pepohonan berdiri di kiri dan di kanan jalan. Nampak  muda-mudi  menikmati indahnya suasana pantai kejora. ada yang berpasang-pasangan, ada juga yang berkelompok duduk di tepi jalan bernyanyi bersama, meramaikan suasana pantai yang diiringi irama ombak. Sam dkk terus mengemudikan motornya, mencari tempat yang sekiranya tenang dan damai. Sampai pada akhirnya berhenti di salah satu tempat nongkrong tepi pantai. Adi mematikan motornya, kemudian mengambil posisi di bawah pohon.
                Mereka senang bisa meluangkan waktu liburan di sana. Adi duduk jongkok di batu besar sedangkan oji dan hilman sibuk mengotak atik telpon genggam. Entah apa yang mereka berdua lakukan. Sam melihat tingkah laku mereka, Oji berulang menelepon seseorang, menanyakannya sudah sampai dimana?hilman Nampak sibuuk memainkan jemarinya di atas tobol hp. Sam hanya tersenyum melihat mereka berdua. Ia tidak tau apa yang harus ia lakukan, hanya ikut saja gampangnya. Samar-samar Sam mendengar pembicaraan Oji dengan seseorang di telpon genggam itu.
Dah nyampek mana neng?Tanya Oji
Ne dah hamper ji….suara perempuan menyahut.
Owh ya dah. Lalu oji menutup pembicaraan.
                Dalam benak Sam bertanya-tanya, siapa sih yang ditunggu? Apa mungkin perempuan yang ditelpon Oji itu? Tapi, dia itu siapa.
Sudahlah……gerutu sam.
Sam menyusul Adi ke bebatuan besar. Bosan juga ia duduk sendiri tak ada teman. Dia ikut duduk disana menemani Adi yang lagi melamun.
Hey…………….ngapain kamu di?g melamun yah…..
Huh kamu vid,ganggu ketenangan orang aja. Adi Nampak kesal karena acara melamunnya diganggu dengan kedatangan Sam.

0 komentar:

Posting Komentar

Social Icons